Penyakit ginjal kronis yang disingkat PGK atau gagal ginjal kronis yang disingkat GGK merupakan kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap yang terjadi karena kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis ini didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.
Organ ginjal sendiri berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Umumnya setiap hari, kedua organ ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urine. Pada setiap ginjal, terdapat unit penyaring atau disebut nefron yang terdiri dari glomerulus dan tubulus.
Glomerulus berfungsi untuk menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan, dan juga untuk mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang berbentuk protein. Kemudian, pada saat darah melewati unit penyaring tubulus, mineral yang dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang sebagai limbah.
Glomerulus berfungsi untuk menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan, dan juga untuk mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang berbentuk protein. Kemudian, pada saat darah melewati unit penyaring tubulus, mineral yang dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang sebagai limbah.
Selain ginjal berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan, adapun fungsin lain yang penting dalam tubuh, antara lain:
- Menghasilkan enzim renin untuk menjaga tekanan darah dan kadar garam dalam tubuh agar tetap normal.
- Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah.
- Memproduksi vitamin dalam bentuk aktif yang dapat menjaga kesehatan tulang.
Pada suatu kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah bisa menumpuk dalam tubuh. Gejala tersebut bisa terasa lebih jelas ketika fungsi ginjal sudah semakin menurun. Pada tahap akhir penyakit GGK, kondisi penderita dapat berbahaya apabila tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci darah.
Penyakit ginjal kronis adalah masalah kesehatan global yang jumlahnya selalu meningkat. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI, menghasilkan sebanyak 0,2% dari total jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan Indonesian Renal Registry yang digagas oleh perkumpulan dokter ginjal se-Indonesia, pada tahun 2016, ada lebih dari 8000 pasien GGK yang disebabkan oleh diabetes (nefropati diabetik), dan dibates tersebut merupakan penyebab terbanyak di Indonesia.
Kemudian disusul oleh penyakit hipertensi yang jumlahnya hampir 4000 penderita. Penderita GGK yang aktif cuci darah juga selalu meningkat dari 30 ribu pada tahun 2015, menjadi lebih dari 50 ribu pada tahun 2016. Hal tersebut baik karena semakin banyak penderita gagal ginjal kronis tahap akhir yang sudah mengerti dengan pengobatannya. Akan tetapi di sisi lain juga menjadi peringatan karena kurang baiknya penanganan gagal ginjal kronis dan berakibat pada jatuh ke tahap akhir hingga membutuhkan terapi pengganti ginjal.
Pada penanganan untuk penderita GGK yang dapat dilakukan bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi penyakit semakin bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh. Oleh karenanya, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangatlah dibutuhkan dalam menjaga supaya kondisi penderita penyakit ginjal kronis tidak bertambah parah. Akan tetapi apabila GGK sudah masuk pada tahap akhir, maka terapi pengganti ginjal adalah pilihan yang dapat dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hidup penderita.
0 Comments