Setelah mengetahui 5 Hal penting tentang mehodialisa tahukah anda efek samping yang diakibatkan dari terapi hemodialisa?, untuk itu pada kesempatan ini mari kita bahas apa saja efek samping cuci darah atau hemodialisa.
Cuci darah dilakukan sebagai upaya untuk menggantikan fungsi dari organ ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada pasien penderita penyakit ginjal. Walaupun membawa manfaat, namun perlu untuk kita ketahui bahwa ternyata ada beberapa efek samping cuci darah yang perlu kita waspadai.
Pada penderita penyakit ginjal kronis tahap akhir atau pasien yang kehilangan fungsi ginjal lebih dari 85% wajib untuk melakukan cuci darah supaya terhindar dari berbagai komplikasi. Termasuk penumpukan racun, zat sisa metabolisme dan cairan berlebih pada tubuh.
Efek Samping Cuci Darah atau Hemodialisa Berdasarkan Metode
Cuci darah atau dialisis terbagi menjadi dua yaitu hemodialisis dan dialisis peritoneal. Secara umum, efek samping dari cuci darah anatalain rasa lemas yang berkepanjangan. Walaupun demikian, masing-masing cuci darah mempunyai efek samping cuci darah yang berbeda.
Pada metode cuci darah hemodialisis, cuci darah hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan dapat dilakukan hingga sebanyak tiga kali dalam satu minggu. Efek samping dari cuci darah tersebut diantarnya meliputi:
- Tekanan darah terlalu rendah atau tinggi
Efek samping yang paling umum dan biasa dilamai oleh pasien hemodialisis adalah penurunan tekanan darah, utamanya bagi Anda yang juga menderita diabetes. Adapun gejala lain yang mungkin saja terjadi yaitu sesak napas, kram perut, kram otot, mual atau muntah. Sebaliknya, tekanan darah tersebut juga dapat melonjak terlalu tinggi terlebih apabila pasien adalah seorang penderita penyakit ginjal disertai riwayat hipertensi yang masih mengonsumsi garam atau air berlebihan. - Anemia
Anemia atau kondisi yang umum disebut dengan kurang darah ini adalah salah satu efek samping yang cukup umum terjadi, berkaitan dengan pengaruh penyakit ginjal maupun tindakan cuci darah. - Kulit Gatal
Terjadinya gatal pada kulit ini dikarenakan adanya penumpukan fosfor akibat dari hemodialisis. Kondisi tersebut memang umum terjadi namun terdapat cara untuk mencegah atau meringankan gejala kulit gatal, yaitu dengan cara menjalani pola makan khusus dan mengonsumsi pengikat fosfat secara teratur sesuai anjuran dokter. - Kram otot
Walaupun belum jelas penyebabnya, kram otot ini biasa terjadi selama hemodialisis dilakukan. Pemanasan atau pemberian kompres hangat di area tersebut, bisa dilakukan untuk membantu melancarkan sirkulasi darah dan untuk meredam kram otot yang dirasakan oleh pasien. Sedangkan pada metode cuci darah dialisis peritoneal, bisa dilakukan di rumah dengan pengawasan dan juga arahan yang dianjurkan dokter. Akan tetapi, metode cuci darah ini harus dilakukan setiap hari secara rutin. Seperti hemodialisis, cuci darah dialisis peritoneal ini juga mempunyai efek samping, walaupun berbeda. - Peritonitis
Peritonitis adlaah komplikasi yang juga umum terjadi akibat dialisis peritoneal. Infeksi ini bisa terjadi saat alat dialisis yang digunakan tidak steril sehingga hal tersebut memungkinan kuman atau bakteri menyebar ke peritoneum atau lapisan perut bisa saja terjadi. Jadi sebelum menggunakan peralatan dialisis, ada baiknya untuk selalu memastikan bahwa peralatan tersebut telah steril.
- Kenaikan berat badan
Kenaikan berat badan bisa terjadi pada terapi dialisis peritoneal, cairan dialisis yang digunakan biasanya mengandung gula sehingga kemungkinan gula diserap oleh tubuh. Hal ini mengakibatkan meningkatnya asupan kalori pada tubuh. Bagi orang yang menjalani tindak medis ini, lebih baik untuk mengkonsultasikan kepada dokter terkait diet dan juga olahraga yang disarankan supaya berat badan dapat terkontrol dengan baik.
- Hernia
Seseorang yang menjalani dialisis peritoneal akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hernia. Itu dikarenakan adanya cairan yang bertahan selama berjam-jam di rongga peritoneal yang kemudian menyebabkan terjadinya ketegangan otot perut. Yang mana hal tersebut bisa memicu terjadinya hernia.
- Tidak efektif
Apabila seorang pasien telah melakukan dialisis peritoneal selama bertahun-tahun, kemungkinan dokter akan menyarankan berganti ke hemodialisis. Hal ini karena, dalam jangka panjang, dialisis peritoneal tidak bisa lagi bekerja secara efektif.
Efek samping cuci darah ini terbilang beragam bagi setiap orang. Walaupun begitu, tindakan itu dinilai penting dijalani pada penderita penyakit ginjal, dengan tujuan untuk membantu menggantikan fungsi ginjal sehingga dapat menjalankan metabolisme dengan baik. Sebainya selalu konsultasi ke dokter secara berkala untuk menjaga kesehatan tubuh selama menjalani cuci darah serta untuk mendapatkan penanganan efek samping cuci darah yang tepat dan efektif.
0 Comments